Secara
garis besar dapat disebutkan bahwa kunci utama berhasilnya perawatan
burung adalah bisa kita lihat dari kemampuan kita untuk bisa menjaga kesehatan
baik fisik maupun mental burung itu sendiri. Kesehatan fisik dimaksud adalah
tercukupinya dalam hal ini “4 sehat dan 5
sempurna” yang diantaranya meliputi kecukupan akan
pakan,vitamin,air dan matahari. Sedangkan dalam hal menjaga kesehatan mental
yaitu bagaimana kita bisa mengkondisikan mental burung kita dalam kondisi
senang dan tidak tertekan.
Untuk
burung dengan pakan utama serangga seperti MB jenis kacer, dll setidaknya perlu kita berikan tambahan vitamin
dalam jumlah dan rutinitas yang teratur. Cuman hal tersebut sangat terkandung
pula dengan kebiasaan kita dengan makanan tambahan sejenis voor yang biasa kita
berikan. Maksudnya disini seandainya burung kita sudah terbiasa kita berikan
voor setiap hari dan dalam voor tersebut sudah mengandung vitamin dan suplemen
yang cukup maka dirasa tidak perlu lagi untuk memberikan vitamin ataupun
suplemen tambahan.
Disamping
hal tersebut diatas ,konsistensi kita juga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan kita dalam memelihara burung peliharaan kita . Disini akan
dipaparkan juga beberapa tip yang bisa kita jadikan acuan dalam hal menjaga
kesehatan fisik yang diantaranya :
1. Membiasakan memberikan pakan sesuai jadwal dan
tidak membiasakan memberikan perubahan takaran dalam perbedaan yang sangat
mencolok.
2. Biasakan memandikan burung tepat waktu sesuai
kebiasaan yang kita berikan.
3. Penjemuran dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
kalau bisa selalu terjadwal.
4. Biasakan memberikan voor yang sekiranya masih mudah
untuk didapatkan, karena kebiasaan menggonta ganti pakan akan sangat berakibat
tidak baik pada peliharaan kita.
Untuk melatih mentalnya
gunakan cara - cara berikut :
1.
Dimulai Sejak Awal
Untuk
melatih burung agar tidak demam panggung, Anda harus melatihnya sejak awal. Jika
itu burung tangkapan hutan, Anda harus
benar-benar sudah menjinakkannya terlebih dahulu. Jinak di sini artinya adalah
tidak takut dengan manusia dan bukan berarti cuma diam atau mendekat ketika
tangan kita masuk ke sangkar. Sebab, banyak burung yang sudah tidak takut
manusia sejak lahir (seperti kebanyakan burung hasil tangkaran) tetapi tetap
tidak jinak dalam arti mudah ditangkap ketika di dalam sangkar. Sebelum burung
Anda bebas dari rasa takut kepada manusia, jangan berharap burung mau berkicau
apalagi gacor. Jadi untuk burung tangkapan hutan, Anda tidak
perlu pusing-pusing dengan masalah ekor yang rusak atau paruh yang luka dan
sebagainya. Yang penting dijinakkan dulu. Kalau Anda
berpikir jinaknya nanti saja yang penting bunyi dulu, maka Anda akan cenderung
menyimpan burung bakalan hutan di tempat sepi dengan harapan dia mau bunyi.
Oke, burung mungkin bisa segera bunyi, tetapi akan segera membisu ketika orang
datang. Lama-lama memang akan tetap bunyi ketika orang datang, tetapi pasti
akan tetap gerabakan ketika sangkar diturunkan atau burung digantang di halaman
rumah yang banyak orang berlalu lalang.
Untuk
itu, biasakan burung selalu berada di
keramaian atau tempat orang berlalu-lalang. Kalau Anda
khawatir burung babak belur penuh luka karena menabrak-nabrak
jeruji sangkar, gampang saja caranya untuk mencegah hal itu. Bagaimana? Cari
kain dari kaos yang transparan dan dibikin sebagai kerudung dengan ukuran yang span (tepat/pas) melingkari
seluruh bagian sangkar mulai dari tengah (tangkringan) sampai ke sisi atas dan
juga bagian atas sangkar. Dengan kerodong model seperti itu, meski burung
gerabakan, maka dia tidak akan terluka pada bagian pangkal paruhnya. Sedangkan
kerusakan bulu juga bisa diminimalisasi. Coba saja
terapkan dengan konsisten, Anda akan melihat sendiri hasilnya.
2.
Jaga Konsistensi (Konsisten Ditempatkan Di Area Lalu Lalang Orang)
Burung yang
awalnya jinak atau tidak takut orang, jika terlalu lama disimpan di tempat sepi
atau hanya sesekali ditempatkan di keramaian, akan menjadi liar kembali. Hal
ini banyak terjadi pada burung kacer. Burung
kacer yang sudah tidak gerabakan ketika tangan kita masuk ke sangkar, atau
karena memang dipelihara sejak burung masih diloloh/disuapi manusia, akan
menjadi liar atau mudah takut orang jika sering ditempatkan di tempat sepi.
Oleh karena itu, Anda harus konsisten meletakkan sangkar burung di lingkungan
yang banyak lalu lalang orang. Jika rumah Anda
pada dasarnya sepi, maka Anda perlu menyempatkan diri secara rutin membawa
burung itu ke keramaian.Bisa diajak ke rumah tetangga atau ke rumah teman
ketika Anda berkunjung untuk sekadar bersilaturahmi. Yang
penting, burung terbiasa juga untuk dibawa kemana-mana. Bisa
juga ketika Anda melombakan burung atau nonton lomba burung, burung Anda yang
“belum jadi” atau sedang dalam “masa pelatihan” dibawa serta ke lingkungan
lomba, untuk sekadar di gantang di lingkungan lomba yang tentu saja ramai
orang. Intinya, dilatih secara konsisten bagaimanapun caranya dan Anda (atau
minta bantuan teman) perlu menyempatkan diri.
3. Ikutkan Latihan Secara Berkala Dan Terukur
Kalau
burung Anda sudah jinak dan gacor tetapi selalu saja membisu ketika berada di
arena lomba, maka Anda harus terus melatihnya dengan mengikutkan pada latihan
rutin di tempat Anda. Hanya saja
perlu ditekankan, jangan pernah mengikutkan burung dalam
latihan dengan banyak lawan dan penonton kalau kondisi fisik burung tidak
benar-benar siap. Bukannya bebas demam panggung yang didapat burung tetapi
burung drop mental yang kita dulang. Untuk menjaga kondisi fit, tentu saja
lakukan perawatan yang baik dan konsisten, serta jaga vitalitasnya dengan
produk yang teruji. Jika burung tidak dalam kondisi fit, cukup Anda bawa
saja ke sana untuk digantang di luar arena. Yang penting
dia terbiasa dengan keramaian orang.
No comments:
Post a Comment